Minggu, 23 Oktober 2011

Manusia bukan hanya sekedar makhluk biologi

Nama : Meilani Salim Rakasiwi
Kelas : 2 B
Jurusan : B. Inggris
NIM : 10221063




          Manusia bukan hanya sekedar mahkluk biologi
  • Ø Manusia bukan sebagai mahluk biologi

Manusia lahir sebagai mahluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara  jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan mahluk hewani. Namun secara rohani ia sangat berbeda dengan mahluk hewani apapun. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan.
          Dalam perkembangannya, manusia sebagai mahluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.
          Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip ( bawaan ) adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Faktor lingkungan ( fenotip ) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
          Menurut Nursid Sumaatmadja ( 2000 ), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-bio-psiko-fiskal ( fisik dan psikis ) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya. Pertumbuhan dan perkembangan individu di pengaruhi beberapa faktor, ada 3 pandangan yaitu :
1.    Pandangan Nativistik
2.    Pandangan Empirik
3.    Pandangan Konvergensi

  • Ø Manusia sebagai mahluk sosial

Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Menurut kodratnya manusia adalah mahluk sosial atau mahluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu :
a.    Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.    Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dan orang lain.
c.    Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.    Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

  • Ø Peranan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial

Sebagai mahluk individu, manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Manusia sebagai mahluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi rohani.
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial, artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
Manusia sebagai mahluk sosial memiliki implikasi-implikasi :
a.    Kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri.
b.    Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
c.    Penghargaan akan hak-hak orang lain.
d.    Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Keberadaan sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut :
a.    Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
b.    Membentuk kelompok-kelompok sosial.
c.    Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.

  • Ø Manusia sebagai makhluk politik

Sebagai makhluk politik manusia selalu membutuhkan orang lain dan memiliki strategi dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan. Dengan politik manusia bisa merencanakan dan menyusun strategi dalam bertindak. Karena manusia tidak lepas dari yang namanya politik, maka dari itu manusia dinamakan sebagai makhluk politik.
Ciri manusia sebagai makhluk politik dapat dilihat bahwa dalam kehidupan manusia selalu ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan-pilihan dalam menjalani hidupnya. Manusia dan politik merupakan dua jenis entitas yang tidak dapat dipisahkan. Politik adalah sebuah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk yang bernama manusia.

  • Ø Manusia sebagai makhluk budaya

Manusia adalah makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan makhluk biologis saja, namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi, politik dan makhluk budaya.
Budaya itu diwariskan secara generatif ( biologis ) tapi melalui belajar. Menurut koentjaraningrat : “ kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Masalah kebudayaan adalah segala sistem/tata nilai, sikap mental, pola berpikir, pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain : dehumanisasi artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat dehumanisasi terjadi akibat tujuan pengembangan kebudayaan.


  • Ø Manusia sebagai makhluk ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah “ekonomi“ sendiri berasal dari kata yunani ( oikos ) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan ( nomos ), atau “peraturan, aturan hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga”
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi, inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merupakan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memperhatikan kelestarian lingkungan.

  • Ø Manusia sebagai makhluk psikologi

Manusia adalah makhluk psikologi yang memiliki bawaan universal, unik dan terus dikaji oleh para ahli humaniora. Manusia adalah insan bila dilihat dari sudut pandang psikologinya. Insan dalam bahasa arab menunjuk manusia sebagai makhluk psikologi, kata insan sendiri berasal dari tiga asal kata :
a.    Uns bermakna mesra, harmoni, jinak, tampak
b.    Nasa yanusu bermakna terguncang, stres
c.    Nasiya yansa bermakna lupa
Bila manusia ditinjau dari sisi psikologinya adalah makhluk yang memilki harmoni jiwa, benci, jinak, cinta, terkadang stress dan sering lupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar